Senin, 31 Juli 2017

Pengembangan Ide Proyek

PENGEMBANGAN IDE PROYEK


   A.    Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan 
                  Mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan. Informasi yang akurat, dapat diandalkan dan mencukupi sangat dibutuhkan supaya:
1.    Perencanaan dapat berjalan efektif dan efisien;
2.   Waspada terhadap semua faktor dan kejadian yang dapat mempengaruhi proyek, misalnya konteks lokasi proyek;
3.   Memahami penyebab masalah atau isu yang berkembang;
4.  Mengetahui apa yang sudah dikerjakan orang lain, guna menghindari duplikasi dan melihat peluang kerjasama yang dibutuhkan;
5.   Menjelaskan langkah yang paling sesuai untuk menanggapi kebutuhan atau mengatasi permasalahan;
6.   Membenarkan masukan dan penggunaan sumberdaya. (Setiawan, 2014).

   B.     Formulasi Proyek
Menurut Bintoro Tjokroaminoto, perencanaan ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Tujuan Perencanaan:
  1.    Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaan
  2.   Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
  3.  Mengetahaui struktur organisasinya
  4.   Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
  5.   Memimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif
  6.    Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan 
  7.    Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
  8.    Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
  9.    Mengarahkan pada pencapaian tujuan
10.    Menghemat biaya, tenaga dan waktu. (ERIZA12, 2013).

   C.     Mind Mapping
Pemetaan Pikiran (bahasa Inggris Mind Mapping) adalah yaitu suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan. Metode ini diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974, seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris.
Upaya Tony Buzan sebenarnya muncul dari pengamatannya dalam bidang perkembangan teknologi komputer pada tahun 1971. Tony Buzan berpikir, “kenapa komputer perlu manual pemakaian ribuan lembar untuk dapat beroperasi?” tetapi “Kenapa manusia sebagai makhluk berpikir bisa jauh lebih hebat.  Tanpa manual manusia bisa melakukan rekayasa dan tindakan yang dahsyat, misalnya mengubah dunia? Perbedaan kemampuan antara komputer dan manusia itu Tony Buzan kemudian mengeksplorasi daya pikir manusia dengan merekayasa model pengembangan potensi manusia yang disebutnya Pemetaan Pikiran.
Pemetaan Pikiran saat ini sudah dikenal luas di berbagai bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM). Penerapannya mencakup manajemen organisasi, penulisan, pembelajaran, pengembangan diri, dll. Namun, yang paling potensial adalah dalam bidang pengembangan diri. 'Pemetaan pikiran' dibuat dengan menggunakan tiga pensil/bolpoin berbeda warna(minimal) dan akar pemetaan pikiran harus memiliki 3 cabang(minimal) yang mengandung kata kunci yang singkat. (wikipedia, 2014).
      Beberapa manfaat metode pencatatan menggunakan Mind mapping, antara lain:
1.      Tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah.
2.   Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.
3.      Hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali.
4.      Lebih mudah dipahami dan diingat.
5.  Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur Mind mapping, sehingga mempermudah proses pengingatan.
6.      Masing-masing Mind mapping sangat unik, sehingga mempermudah proses pengingatan.
7.      Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci. (Hari, 2016).

     Kelebihan dan Kekurangan mind mapping:
     Kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu :
1.     Cara ini cepat

2.     Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda

3.     Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.

4.     Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

     Kekurangan model pembelajaran mind mapping:
1.      Hanya siswa yang aktif yang terlibat

2.      Tidak sepenuhnya murid yang belajar.

3.      Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan


Senin, 24 Juli 2017

Materi TIM KERJA (KPTKJ)

Tim Kerja

A.    Definisi Tim Kerja
Tim merupakan kumpulan dari beberapa orang yang bekerja sama secara solid yang terlihat oleh system dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

B.     Mengapa Dibentuk Tim :
-          Menyelesaikan pekerjaan agar lebih mudah dan cepat
-          Saling bekerja sama
-          Menciptakan rasa aman
-          Diakui status (pengakuan)
-          Interaksi dan Afiliasi
-          Kekuasaan
-          Menciptakan lingkungan kekeluargaan
 
Tahapan Pembentukan Kelompok
C.     Tahap-Tahap Pembentukan Kelompok
Dalam suatu organisasi ataupun perusahaan, selain terdapat Struktur Organisasi yang formal, diperlukan juga membentuk kelompok kerja dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang dihadapinya ataupun mengerjakan suatu proyek khusus. Anggota dari kelompok kerja tersebut dapat berasal dari satu departemen itu sendiri maupun berasal dari beberapa departemen (antar departemen). Dalam pembentukan kelompok atau Tim, terdapat tahap-tahap yang harus dilewatinya hingga akhirnya mencapai tujuan dari pembentukan kelompok ataupun Tim tersebut.
Tahap-tahap Perkembangan Kelompok yang dimaksud tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Bruce Tuckman pada tahun 1965. Menurut Bruce Tuckman, Terdapat 4 Tahapan dalam perkembangan Kelompok yaitu Forming (Pembentukan), Storming (Timbulnya Konflik), Norming (Normalisasi) dan Performing (berkinerja). Kemudian pada tahun 1977, Bruce Tuckman beserta Mary Ann Jensen menambahkan Adjourning (Pembubaran) pada tahap setelah Performing hingga menjadi 5 Tahap Perkembangan Kelompok.
·        5 Tahap Pembentukan Kelompok
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 5 (lima) Tahap Perkembangan Kelompok yang dimaksud oleh Bruce Tuckman :
  1. Tahap Pembentukan (Forming)
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pembentukan kelompok kerja, para anggota mulai mempelajari tugas yang diberikan dan berkenalan dengan anggota lainnya. Tahap Forming ini dikarakteristikkan oleh banyaknya ketidakpastian, para anggota kelompok masih tidak terlalu jelas mengenai tujuan dan objective kelompok, merasa kebingungan, masih menyembunyikan perasaan masing-masing, keterlibatannya masih kurang.
  1. Tahap timbulnya Konflik (Storming)
Tahap kedua adalah Tahap timbulnya konflik yang menurut Tuckmen disebut dengan Storming. Para anggota mulai bekerja tetapi mereka cenderung akan mempertahankan pendapat mereka sendiri, menolak batasan-batasan yang ditetapkan oleh Kelompok terhadap Individu mereka.  Tahap Storming ini dikarakteristikan oleh konflik Intra Kelompok. Beberapa tanda-tanda bahwa Kelompok berada di Tahap Storming adalah timbulnya kemarahan, perasaan menyebalkan, ketidaknyamanan, terjadinya adu pendapat/konflik dan kegagalan.
  1. Tahap Normalisasi (Norming)
Tahap ketiga adalah Tahap Normalisasi (Norming) yaitu Tahap terbentuk hubungan yang dekat antar anggota kelompok dan menetapkan aturan-aturan serta menemukan cara komunikasi yang tepat supaya dapat membantu mereka mencapai tujuan yang diinginkan. Tanda-tanda Kelompok berada di Tahap Norming adalah adanya peninjauan ulang dan penjelasan mengenai Objective/Tujuan Kelompok, timbulnya persahabatan dan kerjasama antar anggota kelompok, mulai dapat mendengar pendapat anggota lain serta dapat mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan.
  1. Tahap berkinerja (Performing)
Tahap keempat adalah Tahap berkinerja (Performing) dimana semua anggota kelompok telah dapat bekerja dan berfungsi secara penuh. Pada tahap ini, semua anggota memiliki kebersamaan, Percaya diri, kreatif, Inisiatif dan semangat yang tinggi serta Sukses.

  1. Tahap Pembubaran (Adjourning)
Tahap ini dikhususkan untuk kelompok-kelompok kerja yang bersifat sementara. Setelah suatu proyek selesai ataupun suatu permasalahan berhasil dituntaskan, kelompok kerja tersebut akan dibubarkan.
Keunggulan dari teori ini adalah menjadi suatu pedoman dalam pembentukan suatu kelompok. Sementara itu keterbatasannya antara lain:
-          Model ini didesain untuk menjelaskan tahap-tahap yang terjadi pada kelompok dengan ukuran kecil.
-     Pada kenyataannya, proses kelompok tidak linear seperti penjelasan pada teori Tuckman, namun lebih bersifat siklus.
-        Karakteristik tiap tahap tidak selalu seperti itu. Karena model ini berkaitan dengan perilaku manusia, maka kadang tidak jelas ketika sebuah kelompok berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya. Mungkin saja terjadi tumpang tindih antar tahap tersebut.
-          Model ini tidak memperhitungkan peranan yang harus diambil individu dalam kelompok.
-          Tidak ada pedoman mengenai jangka waktu mengenai perpindahan dari satu tahap ke tahap lainnya.

D.    Pengertian dan Karakteristik Kelompok
Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung  hidup dengan cara berkelompok. Berbagai kelompok manusia bisa ditemukan di atas permukaan bumi ini. Dasar pandangan dalam membentuk kelompok itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam hal. Mulai dari kelompok orang yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang sama, sampai kelompok orang yang berasal dari suatu daerah yang sama. Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
Karakteristik Kelompok (Sorsyth, 1979), yaitu:
1. Interaksi → Fisik, verbal, nonverbal, emosional
2. Struktur → Pola hubungan yang stabil diantara anggota
- Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki
- Norma : Aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat
- Relasi antar anggota
3. Tujuan
- Intrinsik
- Ekstrinsik (tujuan bersama) :
a. Faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga)
b. Memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai
4. Groupness → entitavity (kesatuan) : Tingkat dimana kesatuan kekuatan tunggal menyatu
5. Ketergantungan Dinamis
E.     Beberapa Masalah Utama Dinamika TIM KERJA
       a. Pembagian Peran Kepemimpinan
           Agar suatu tim menjadi efektif suatu tim diharapkan terdiri dari orang-orang yang ditempatkan pada posisi yang benar-benar sesuai dengan kompetensinya. Suatu kelompok harus mempunyai :
1.   Seorang pemimpin (ketua), yaitu seorang pemikir yang disiplin bertugas mengkoordinir tim, memelihara keseimbangan usaha, dan mencadi titik tumpu tim dalam menjaga posisi mereka.
2.      Seorang pembentuk, orang yang memiliki kemampuan untuk memberikan dinamika dan pengarahan kepada tim. Menyediakan motivasi dan kreatifitas.
3.      Seorang pemikir, yang dapat menyediakan gagasan bagi kemajuan tim.
4.      Seorang pengevaluasi, yang dapat mengevaluasi permasalahan yang ada dan hasil kerja tim.
5.      Seorang penyelidik sumberdaya, yang menyediakan informasi dan jejaring sosial serta relasi.
       b. Pengambilan Keputusan dan Pemecah Masalah
       Pengambilan keputusan dan pemecah masalah biasanya merupakaninti dari tugas atau misi kelompok. Pengambilan keputusan kelompok di dalam praktek biasanya lebih banyak sulitnya dari pada mudahnya.
       c. Komunikasi
       Kelompok merupakan kumpulan dari para individu yang berinteraksi satu sama lain sehingga masalah komunikasi memegang peran sentral.
       d. Konflik Dalam Tim
           Perbedaan kepentingan dan harapan-harapan yang ada di dalam kelompok boleh jadi tidak dihindari. Hal ini berpotensi menjadi konflik sehingga sasaran yang ditetapkan gagal dicapai atau bahkan memecah belahkan kelompok itu sendiri.

F.     Teamwork
Setiap individu bergantung pada sesama individu untuk bekerja sama dan kontribusi yang efisien bagi organisasi. Tidak ada individu dapat bekerja sendiri, ia membutuhkan bantuan rekan-rekannya untuk menyelesaikan tugas secara efisien. penelitian menunjukkan bahwa hasil pekerjaan menjadi jauh lebih baik ketika individu bekerja dalam sebuah tim bukan secara individual karena setiap individu dapat berkontribusi dalam cara terbaik pada masing-masing potensinya. Dalam organisasi, individu yang memiliki minat dan spesialisasi yang sama datang bersama-sama pada platform yang sama dan membentuk teamwork.
beberapa kelebihan teamwork yaitu :
1.      Delegasi
Sebuah tim yang bekerja sama dengan baik memahami kekuatan dan kelemahan dari setiap anggota tim. Salah satu manfaat dari kerja sama tim yang kuat di tempat kerja adalah bahwa pemimpin tim dan anggota menjadi mahir dalam membagi tugas sehingga pembagian tugas didasarkan pada orang-orang yang paling memenuhi syarat. Tanpa kerja sama tim yang kuat, sulit bagi manajer dan eksekutif untuk menentukan anggota staf yang terbaik dapat menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan.
2.      Efisiensi
Kelompok kerja dan tim mengembangkan sistem yang memungkinkan mereka untuk menyelesaikan tugas secara efisien dan cepat. Ketika tugas diserahkan kepada tim terlatih dan efisien, kecepatan kerja tim menjamin bahwa tugas tersebut akan selesai dengan cepat dan akurat. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil lebih banyak pekerjaan dan menghasilkan lebih banyak pendapatan tanpa harus menambah lebih banyak staf. Hal ini menjadi bermanfaat ketika tim yang efisien dari berbagai departemen bekerja sama. Setiap tim sangat menyadari kemampuan sendiri dan kelompok dapat bekerja sama secara efektif, jauh dibandingkan apabila dilakukan oleh kelompok yang tidak terbiasa bekerja sama.
3.      Ide
Tim di tempat kerja sering bertemu untuk membahas bagaimana mengatasi masalah perusahaan. Ketika sebuah tim bekerja sama dengan baik, memungkinkan anggota staf untuk merasa lebih nyaman dalam menawarkan saran. Anggota tim terbiasa memproses informasi, yang dibahas dengan ide-ide kreatif, dan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan dari berbagai saran yang datang dari tim yang efektif.
4. Dukungan
Ada tantangan bagi setiap orang di tempat kerja manapun, dan lingkungan tim yang kuat dapat bertindak sebagai mekanisme dukungan untuk anggota staf. Anggota kelompok kerja dapat saling membantu meningkatkan kinerja mereka dan bekerja sama untuk meningkatkan profesionalitas mereka. Anggota tim juga bisa saling mengandalkan satu sama lain dan memiliki rasa saling percaya. Ikatan seperti ini terasa penting ketika tim menghadapi tantangan yang sangat sulit atau jika grup tersebut dipaksa untuk berurusan dengan hilangnya anggota tim, saat masih harus tetap berusaha untuk mempertahankan produktivitas.
G.    Implikasi Manajerial 
Dalam kamus besar bahasa Indonesia implikasi mempunya arti yaitu akibat.kata implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek salah satu aspek yang akan saya bahas kali ini implikasi manajerial.
Dalam manajemen sendiri terdapat 2 implikasi yaitu :
1.      Implikasi procedural
meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan
formulasi kebijakan
2.      Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan
perumusan tindakan.
Jadi implikasi manajerial memiliki arti Proses Pengambilan Keputusan Partisipatif dalam Organisasi manajerial yang baik.
Teori Managerial Grid, Teori ini dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”.
      Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
1. Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
2. Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
3. Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
4. Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai faktor utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
5. Middle Road
artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas
dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi.